Berpikir sebelum bicara dan resiko


Beberapa hari belakangan kita dibuat cukup kagum dengan keputusan pemerintah dan kepolisian mengenai undang-undang penghujatan…

Bukan merupakan hal yang aneh kalau manusia jaman sekarang memanfaatkan media sosial untuk mengeksploitasi kebodohan dan kesombongan dirinya. Di Indonesia hal semacam ini semakin menjadi-jadi sejak seorang pria bertampang “kampung” mencalonkan diri dan menang pemilihan Presiden RI.

Bangsa kita ini memang belum sembuh dari mental “budak”. Mereka tidak suka jika dipimpin oleh seseorang yang tidak bertampang bos (mungkin salah satu cirinya tinggi besar gendut) atau dari keturunan keraton. Mereka tidak suka jika dipimpin oleh seorang dari antara mereka sendiri… Mereka menjadi iri, dengki, dan keluarlah caci maki seperti kotoran yang dimuntahkan keluar dari tempatnya…

Memang sudah sewajarnya jika mereka yang tidak berpikir sebelum bicara atau mengetik di medsos (atau mungkin juga mereka sudah memikirkannya dengan otak mereka yang terbatas) ditindak tegas.

Kita perlu belajar bahwa apapun yang kita lakukan mengandung resiko di dalamnya. Jadi, sudah sepantasnya sebelum kita melakukan sesuatu, kita menimbang resiko yang mungkin timbul dan mempersiapkan diri untuk menanggung resiko tersebut.

Maksud saya begini sebelum seseorang memaki Presiden, dia harus paham bahwa resikonya adalah penjara. Sehingga saat dia memaki, dia sudah siap dipenjara. Saya benci dengan kata ” khilaf” atau “dihack” atau “tidak sengaja” untuk sebuah tindakan yang sebenarnya bisa tidak kita lakukan.

Hari ini saya mendapat dua komentar yang identik dari dua orang berbeda di blog saya mengenai keputusan saya tidak menshare not balok untuk piano dari lagu-lagu saya. Saya tidak meng-approve kedua komentar tersebut, karena saya memiliki pilihan untuk itu (tapi saya kirimkan email balasan kepada yang bersangkutan).

Namun saya juga paham betul, dua komentar itu adalah resiko saya memiliki blog dan menshare lagu-lagu saya untuk didownload secara cuma-cuma.

image

image

(maaf kepada ybs jika saya muat di sini. Saat Anda memberikan komentar seharusnya Anda sudah paham resikonya akan dimuat di blog saya, bukan?)

Bukankah sifat alami manusia memang serakah? Orang jaman dulu bilang, diberi hati minta jantung. Saya kasih download free, minta notnya… Tidak diberi malah memaki.. Tapi well, itu resiko saya..

Dalam tulisan saya kali ini saya sekalian mau memberi informasi. Lagu-lagu saya hanya dibagikan dalam bentuk MP3. Saya tidak menyediakan not balok atau not angka, apalagi iringan piano untuk lagu-lagu saya.  Saya menerima resiko jika dikatakan tidak profesional… Tapi mohon maaf, komentar seperti itu tidak dapat saya approve.

Orang bijak selalu menimbang sebelum bertindak, dan siap dengan segala resiko saat sudah memutuskan… Ciao