Holiday Day 2: Berbesar hati, masalah komunikasi, dan menyenangkan perut


Setelah 3 jam penerbangan yang tenang dan menyenangkan (karena saya hampir berusaha untuk tidur sepanjang perjalanan) akhirnya kami tiba di Vietnam, negara yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

Saya baru mengerti rasanya menjadi bule atau orang-orang dari negara maju yang mengunjungi Indonesia. Setelah dari negara yang tertib dan penuh dengan aturan, tiba-tiba masuk ke negara yang tidak terlalu banyak aturan.

Di imigrasi Vietnam kita tidak perlu mengisi form apapun, hanya menunjukkan passport dan wajah kita. Sepanjang jalan dari bandara ke hotel, kita akan melihat pemandangan yang kurang lebih sama dengan Indonesia dan Thailand.

Sepanjang jalan ada banyak warung-warung yang ukurannya jauh lebih kecil dari di Indonesia.

Setelah aturan luar biasa tentang bagaimana menyeberang jalan, jangan membuang sampah sembarangan dan lain-lain yang sudah mulai kita biasakan, tiba-tiba melihat ketidakteraturan seperti ini Anda akan merasa sebagai orang beradab yang luar biasa. Artinya… Kita melihat mereka sebagai bangsa tidak beradab. Mungkin itu apa yang dilihat turis dari negara maju terhadap negara kita.

Hal yang menyulitkan di Vietnam adalah masalah komunikasi. Bahkan supir yang menjemput kami pun hanya menguasai bahasa Vietnam saja (di Thailand, mereka bisa bahasa Inggris walau hanya sedikit). Di Vietnam ini sedikit pun mereka tidak memahami bahasa Inggris atau Mandarin.

image

Setibanya di hotel kami menukar uang dan beristirahat sebentar sebelum kemudian kami mencari makan siang ke luar.

Setelah memilih-milih menu, kami memutuskan makan bún đậu makanan khas Vietnam yang terdiri dari soun (rice noodles), potongan daging babi, dan beberapa daun-daunan dan disajikan di atas nampan.

image

Makanan yang saya pesan agak berbeda karena disajikan dengan kertas putih yang bisa dimakan, yang akan kita gunakan untuk membungkus daun-daunan, daging babi, timun, dan soun kemudian dimakan dengan bumbu ikan yang enak.

Sementara Bún đậu sebenarnya terdiri dari soun, potongan ikan, tahu, dan potongan daging babi.

image

Jam 4 kami bertemu dengan agen perjalanan kami yang mengatur segala keperluan kami di Vietnam, seorang anak muda yang bisa berbahasa Inggris dengan logat yang cukup sulit dipahami.

image

Alex (yep, seorang wanita yang sedang sakit mata bernama Alex), memberitahu jadwal kami selama di Vietnam. Sekaligus memberitahu bahwa setengah 7 kami akan dijemput untuk welcome dinner. Oya, tour di Vietnam ini termasuk murah. Kita hanya perlu membayar USD 289 perorang, all included (Anda bisa mencaritahu di http://www.thelighttravel.com).

Welcome dinner kami ada di restaurant nhà hàng ngọc mai đỏ. Sebuah restoran bintang lima yang ada di Ruby Plaza lt. 17.

image

image

Menu di restoran itu adalah menu internasional yang luar biasa.

image

image

image

image

Saya tidak bisa menjelaskan perasaan kami setelah makan kekenyangan. Saya hanya bisa memberitahu bahwa tepat sekali quote yang mengatakan “segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”.

Dari situ kami pulang ke hotel dan melihat seputar kuliner di sekitar hotel yang menurut mama saya “tidak higienis”.

image

Hari ini berakhir di sini. Besok kami akan dijemput jam 9.30 untuk mengunjungi beberapa museum di Hanoi.. Sampe jumpa besok…